Temu Sahabat Karakter sebagai Perwujudan Iklim Inklusivitas bagi Teman Disabilitas

Temu Sahabat Karakter merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Pusat Penguatan Karakter, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2023. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2023 di Plaza Insan Berprestasi Gedung A Kemendikbudristek ini mengangkat tema “United in Action to Resuce and Achieve the SDGs for, with and by persons with Disabilities” atau “Bersatu dalam aksi untuk menyelamatkan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan untuk, dengan dan oleh penyandang disabilitas”.

Pada kesempatan ini, Direktorat PMPK mengambil bagian dengan turut berpartisipasi mengisi pameran karya peserta didik disabilitas bersama unit kerja lain di lingkungan Ditjen PAUD Dikdasmen dan Direktorat SMK, Alunjiva Indonesia, serta peserta didik disabilitas dari Sekolah Luar Biasa (SLB).Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Pusat Penguatan Karakter Ibu Rusprita Putri Utami dan Komisioner Komnas Disabilitas RI Bapak Kikin Tarigan. Dalam sambutannya, Rusprita Putri Utami menyampaikan, bahwa peringatan Hari Disabilitas Internasional menjadi wadah bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap situasi teman-teman disabilitas di setiap aspek kehidupan, yaitu politik, ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu, keberhasilan pendidikan inklusif bisa tercapai jika semua pihak memberikan dukungannya, meliputi pemerintah, keluarga, masyarakat, termasuk dunia kerja.

Melalui kegiatan Temu Sahabat Karakter, Puspeka ingin mengajak semua pihak untuk terus bergerak bersama dalam menggaungkan inklusifitas dan menjadikannya sebagai momentun penting untuk menegaskan kepedulian terhadap solidaritas dan menerapkan prinsip inklusifitas “no left behind”. Peringatan HDI juga diharapkan dapat menyadarkan seluruh ekosistem dunia pendidikan, bahwa disabilitas mampu dan pasti berdaya untuk mencapai kesejahteraan hidup dengan didukung oleh lingkungan sekitar yang kondusif, aman, nyaman, ramah, dan kepedulian. Hal ini karena mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama, meliputi pendidikan, pekerjaan, dan prestasi. 

Di akhir sambutannya, Kepala Puspeka mengajak kembali kepada semua pihak untuk memberikan dukungannya kepada teman-teman disabilitas. “Mari wujudkan iklim inklusivitas bagi teman disabilitas di seluruh Indonesia dan dunia dengan membangun pendidikan berkarakter Profil Pelajar Pancasila” pungkasnya.  Pada kesempatan yang sama, Kikin Tarigan menyampaikan pentingnya pendidikan karakter, bahwa dengan karakter bisa melakukan perubahan secara bersama-sama untuk mengubah stigma masyarakat terhadap disabilitas. Peringatan HDI diharapkan menyadarkan semua pihak untuk mengakui dan memberikan hak-hak terbaik penyandang disabilitas di dalam lingkungannya. “Terdapat tiga cara untuk menangani isu-isu disablitas, yaitu kolaborasi para pihak, memperbanyak aktor (individu, keluarga, lingkungan, sekolah), serta partisipasi bermaksa dari disabilitas” tegasnya.

Rangkaian acara pembukaan juga diisi dengan penampilan dari Band Disabilitas SLB-A Pembina Tk. Nasional Jakarta dan Pantomim dari SLB Negeri 7 Jakarta. Antusiasme peserta bertambah dengan hadirnya Bunda Dewi Yull pada talkshow berbagi praktik baik peranan orang tua terhadap anak penyandang disabilitas bersama Surya Sahetapy. Dewi Yull memberikan pandangannya terkait isu disabilitas, bahwa saat ini penerimaan Masyarakat dan reaksi Pemerintah sudah semakin baik, termasuk penyediaan aksesibilitasnya, walaupun belum sempurna. Hal ini sangat penting untuk Indonesia menjadi lebih ramah disabilitas. 

Senada dengan apa yang disampaikan Ibunya, Surya memandang saat ini tidak hanya sekolah umum yang mengalami perbaikan dalam hal penyediaan aksesibilitas bagi anak dengan disabilitas, tetapi juga fasilitas umum, walaupun memang harus terus ditingkatkan. Selain berharap bahwa sekolah inklusi dapat menerapkan pembelajaran tanpa diskriminasi, Bunda Dewi juga memberikan pesan kepada orang tua yang memiliki anak disabilitas, “Yang harus dikuatkan adalah orang tuanya, mengubah stigma keberterimaan masyarakat untuk membangun pemikiran baru, bahwa mereka (anak disabilitas) merupakan ciptaan Tuhan yang belum bisa dilihat kemampuannya” ujarnya. 

“Yakinlah ada yang tersembunyi dan belum dibuka oleh Tuhan, ketika ada kekurangan maka Tuhan akan mencukupkan dengan yang lain” sambungnya. Orang tua yang memiliki anak difabel adalah mereka yang mampu mendidik dan memandirikan anaknya. Sebuah tugas dari Tuhan bagi orang tua agar tetap bertanggung jawab untuk mengasihi dan memberikan kasih sayang penuh. Bunda Dewi juga berpesan, bahwa mereka layak diapresiasi dan dihargai sama dengan manusia sempurna, walaupun bukan manusia yang sempurna utuh.

Penting untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki keistimewaan dan kebutuhan yang dikhususkan untuk meraih mimpi dan cita-cita sesuai dengan pendidikan yang diminatinya. Dengan demikian, mereka akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasinya, diterima dan berguna, serta menjadi aset negara yang juga harus dilindungi. Tidak ada yang tidak mungkin dengan upaya dan dorongan kita semua, masyarakat, pemerintah. 

Bunda Dewi juga menitipkan pesan menyentuh bagi orang tua terutama Ibu, “Jadilah cahaya, maka anak anda tidak akan merasa berbeda” pungkasnya. Dalam pendidikan inklusif, Surya memberikan pandangannya bahwa inklusi itu bagaimana guru bisa mencari cara sendiri untuk berkomunikasi dalam mengajar anak disabilitas dan bagaimana siswa reguler dan disabilitas bisa bersama-sama tanpa merasa ada hambatan/jarak diantaranya. Ia berharap, “Ke depan orang Indonesia bisa lebih peduli terhadap disabilitas. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk pendidikan di sekolah, tetapi dalam lingkup masyarakat yang lebih luas” ucapnya. 

Secara umum, peserta dan tamu undangan menikmati rangkaian kegiatan ini, terutama saat mengunjungi stand pameran yang menyediakan suvenir-suvenir yang menarik. Mila Fitrina salah satu pengunjung dari Bogor mengungkapkan pengalamannya, “Masyaallah sangat menarik sekali saat melihat anak-anak disabilitas tampil di panggung, saya jadi tahu kalau teman-teman disabilitas juga memiliki prestasi yang luar biasa”.

Selain itu Hermas dari Jakarta berharap bahwa kegiatan seperti ini akan selalu berkelanjutan. “Saya merasa senang karena ada acara ini, sehingga jadi tahu kalau hari disabilitas diperingati setiap tanggal 3 Desember. Semoga acara ini bisa berkelanjutan dan diselenggarakan kembali untuk tahun-tahun berikutnya” ujarnya. 

Rangkaian kegiatan ditutup dengan workshop praktik baik penyediaan aksesibilitas bersama Ir. Didi Ruswandi, S.T. selaku Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Fotografi oleh Dita Alangkara, Videografi oleh Achmad Lukman, serta Kreasi Konten Foto dan Video oleh Kalingga Aprilia Mayani.

Selamat hari Disabilitas Internasional 2023, Mari rayakan keberagaman dan inklusivitas!

 

#HariDisabilitasInternasional2023

#HDI2023

#DisabilitasHebatdanKreatif

#direktoratpmpk

#MerdekaBelajar

#CerdasBerkarakter

#TemuSahabatKarakter

 

 

WhatsApp
Hubungi Kami
WhatsApp
Hubungi Kami