Petunjuk

Petunjuk

Di dalam Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ini, kata-kata dasar disusun menurut abjad. Bentuk isyarat bagi kata-kata itu ditampilkan berupa gambar dan deskripsi pemben-tukannya. Setiap kata disertai pula dengan contoh pemakaiannya di dalam kalimat. Dalam hubungan itu, perlu diingat bahwa di dalam Bahasa Indonesia terdapat sejumlah kata yang kata dasarnya tidak pernah digunakan tanpa imbuhan atau tanpa gabungan dengan kata lain. Pada kata seperti itu, contoh pemakaian di dalam kalimat merupakan kata berimbuhan, sedangkan gambar dan deskripsinya adalah untuk kata dasar (perhatikan juga isyarat imbuhan dan cara penggunaanya).

1. Gambar Untuk menyatakan gerak penampil pada gambar diberikan tanda panah dan garis yang berbeda-beda. Perhatikan keterangan mengenai tanda-tanda tersebut pada penjelasan berikut:






2. Deskripsi Deskripsi dalam kamus ini pada umumnya disusun secara ajeg mulai dari komponen penampil, posisi, tempat, arah gerak, dan frekuensi gerak.

Deskripsi berbunyi : Tangan kanan 5 yang telungkup dengan jari-jari melengkung mengarah ke depan setentang dada (posisi) di samping kanan badan (tempat) digerakkan melengkung ke kanan (arah gerak) dua kali (frekuensi). Dari deskripsi di atas dapat dilihat komponen isyarat yang meliout penampilan, posisi, tempat, arah, dan frekuensi gerak. Tentang komponen tersebut secara rinci dapat diberikan contoh sebagai berikut:
a. Bila penampil berbunyi “jari-jari tangan kanan D…. dan seterusnya”. Berarti yang harus bergerak hanyalah jari-jari dengan pangkal jari sebagai poros.

b. Bila penampil berbunyi “Telapak tangan kanan D….. dan seterusnya”, berarti yang bergerak tangan kanan membentuk huruf D dengan pergelangan tangan sebagai poros.

c. Bila penampil berbunyi “Lengan kanan B …. Dan seterusnya”, berarti yang bergerak lengan kanan dengan siku sebagai poros.

d. Secara umum deskripsi mengenai posisi itu dirumuskan sebagai berikut : 1) Tegak, condong dan mendatar. Hal ini berkaitan dengan posisi lengan.

2) Mengarah ke kanan, ke kiri, ke depan. Hal ini berkaitan dengan arah ujung jari.

3) Telentang, telungkup, menghadap ke kanan, ke kiri, ke depan, atau ke pengisyarat. Hal ini berkaitan dengan posisi telapak tangan.

4) Berdampingan, berjajar, dan bersilang apabila penampilnya dua tangan.

e. Secara umum, isyarat dibentuk di depan dada, di depan wajah, di depan bahu, ataupun di kepala dan bagian-bagiannya. (berkenaan dengan temapt ini ada penampil yang disentuhkan, digesekkan, ditempelkan, diusapkan dan dipukulkan. Tiap tiap kata kerja di atas telah memberikan makna yang jelas).

f. Gerak dapat dilihat dari gambar tanda panah yang ditambahkan pada gambar. Perlu diingat bahwa ada juga isyarat yang penampilnya tidak digerakkan. Dengan kata lain diam ditempat.



g. Isyarat yang penampilnya tidak bergerak tak memiliki frekuensi gerak. Dalam kamus ini secara umum yang ditulis frekuensi gerak dua kali atau lebih dan yang bergetar. Apabila dalam deskripsi tidak disebutkan jumlah frekuensi gerakan, berarti frekuensinya hanya satu kali.

h. Selain komponen yang berfungsi sebagai pembeda makna, kadang-kadang dalam deskripsi disebutkan komponen yang berfungsi sebagai penunjang makna. Biasanya berupa keterangan tentang sifat gerakan. Misalnya digerakan dengan cepat, digerakan dengan wajah ceria, atau digerakkan dengan wajah cemberut. Komponen penunjang makna ini hadir bersamaan dengan pembentukan isyarat. Fungsinya memberikan tekanan makna isyarat yang hendak disampaikan.