3513 Total Dilihat 3 Total Diunduh
- 23 Nov 2024
- Bahasa Indonesia
- Status: Tersedia
Modul Guru: Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas bagi Remaja Dengan Disabilitas Intelektual
Share:
Remaja mengalami masa pertumbuhan dari usia anak menuju dewasa yang
membentuk setiap sosoknya menjadi unik. Masa ini biasa kita sebut sebagai masa
pubertas, yang bisa menjadi masa-masa menantang sekaligus membingungkan
dalam kehidupan remaja mana pun. Jika remaja tersebut memiliki disablitas
tertentu, , pubertas dapat lebih menantang tidak hanya bagi remaja itu sendiri
namun juga bagikeluarga, guru, serta pendampingnya.
Penting untuk diingat, terutama remaja dengan disabilitas intelektual
memiliki proses perkembangan fisik yang sama dengan remaja pada umumnya.
Membicarakan tentang aspek seksualitas, hak reproduksi berikutrisikonya
dalam konteks pendidikan formal sekolah menjadi penting untuk dilakukan.
Menyiapkan remaja disabilitas intelektual agar mampu menghadapi masa
pubertasnya dengan sehat, bahagia dan bebas dari rasa takut, akan membantu
remaja tersebut untuk menangani situasi tertentu atas keinginantahuannya
dalam aspek seksualitas mereka.
Di Indonesia, perkiraan jumlah penyandang disabilitas intelektual versi
Stanford Binne sebanyak 2,75 persen dari 280 juta penduduk, atau sekitar
7,7 juta. Hasil Penelitian Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) pada
102 responden wanita disabilitas, dengan responden pada usia remaja (13-18
tahun dan 19-24 tahun) . Ditemukan bahwa terdapat kerentanan terhadap
kekerasan, termasuk kekerasan seksual, terhadap wanita disabilitas yang terjadi
di lingkungan publik hingga privat, seperti kekerasan oleh pasangan (pacar/
suami). Penelitian tersebut juga menemukan wanita disabilitas di Indonesia
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terkait kesehatan reproduksi dan
seksualitas. Selain itu ditemukan juga bahwa lapisan terdekat pada lingkungan
psiko-sosial wanita dengan disabilitas, seperti guru, pengasuh, dan pemberi
layanan kesehatan, juga memiliki pengetahuan yang rendah terkait kesehatan
reproduksi dan seksualitas individu dengan disabilitas.
Rutgers WPF Indonesia adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja
untuk isu hak dan kesehatan seksual dan reproduksi serta pencegahan kekerasan
berbasis gender di Indonesia. Kami berkomitmen dalam pemanfataan Hak
Kesehatan Reproduksi Remaja (HKSR)melalui pemberdayaan dan peningkatan
pengetahuan, sikap terkait akses pendidikan dan layanan kesehatan reproduksi
dan seksual pada remaja ragam identitas, tak terkecuali pada remaja penyandang
disabilitas di Indonesia.
Pada tahun 2017, Rutgers WPF Indonesia bekerja sama dengan Direktorat
Pembinaan PKLK (Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berinisiatif
mengembangkan modul/panduan belajar Pendidikan Kesehatan Reproduksi
dan Seksualitas yang komprehensif (PKRS) bagi remaja dengan intelektual
disabilitas/tunagrahita. Modul ini ditujukan kepada Guru dan Instruktur Nasional
(IN) yang akan ditunjuk sebagai Tim Pelatih Nasional Pendidikan Kesehatan
reproduksi dan seksual bagi remaja dengan disabilitas intelektual.
Melalui modul ini, diharapkan Tim Pelatih Nasional Kesehatan Reproduksi
dapat mendukung intervensi kunci untuk pencegahan resiko dan kerentanan
seksual dan reproduksi remaja dengan disabilitas intelektual.
membentuk setiap sosoknya menjadi unik. Masa ini biasa kita sebut sebagai masa
pubertas, yang bisa menjadi masa-masa menantang sekaligus membingungkan
dalam kehidupan remaja mana pun. Jika remaja tersebut memiliki disablitas
tertentu, , pubertas dapat lebih menantang tidak hanya bagi remaja itu sendiri
namun juga bagikeluarga, guru, serta pendampingnya.
Penting untuk diingat, terutama remaja dengan disabilitas intelektual
memiliki proses perkembangan fisik yang sama dengan remaja pada umumnya.
Membicarakan tentang aspek seksualitas, hak reproduksi berikutrisikonya
dalam konteks pendidikan formal sekolah menjadi penting untuk dilakukan.
Menyiapkan remaja disabilitas intelektual agar mampu menghadapi masa
pubertasnya dengan sehat, bahagia dan bebas dari rasa takut, akan membantu
remaja tersebut untuk menangani situasi tertentu atas keinginantahuannya
dalam aspek seksualitas mereka.
Di Indonesia, perkiraan jumlah penyandang disabilitas intelektual versi
Stanford Binne sebanyak 2,75 persen dari 280 juta penduduk, atau sekitar
7,7 juta. Hasil Penelitian Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) pada
102 responden wanita disabilitas, dengan responden pada usia remaja (13-18
tahun dan 19-24 tahun) . Ditemukan bahwa terdapat kerentanan terhadap
kekerasan, termasuk kekerasan seksual, terhadap wanita disabilitas yang terjadi
di lingkungan publik hingga privat, seperti kekerasan oleh pasangan (pacar/
suami). Penelitian tersebut juga menemukan wanita disabilitas di Indonesia
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terkait kesehatan reproduksi dan
seksualitas. Selain itu ditemukan juga bahwa lapisan terdekat pada lingkungan
psiko-sosial wanita dengan disabilitas, seperti guru, pengasuh, dan pemberi
layanan kesehatan, juga memiliki pengetahuan yang rendah terkait kesehatan
reproduksi dan seksualitas individu dengan disabilitas.
Rutgers WPF Indonesia adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja
untuk isu hak dan kesehatan seksual dan reproduksi serta pencegahan kekerasan
berbasis gender di Indonesia. Kami berkomitmen dalam pemanfataan Hak
Kesehatan Reproduksi Remaja (HKSR)melalui pemberdayaan dan peningkatan
pengetahuan, sikap terkait akses pendidikan dan layanan kesehatan reproduksi
dan seksual pada remaja ragam identitas, tak terkecuali pada remaja penyandang
disabilitas di Indonesia.
Pada tahun 2017, Rutgers WPF Indonesia bekerja sama dengan Direktorat
Pembinaan PKLK (Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berinisiatif
mengembangkan modul/panduan belajar Pendidikan Kesehatan Reproduksi
dan Seksualitas yang komprehensif (PKRS) bagi remaja dengan intelektual
disabilitas/tunagrahita. Modul ini ditujukan kepada Guru dan Instruktur Nasional
(IN) yang akan ditunjuk sebagai Tim Pelatih Nasional Pendidikan Kesehatan
reproduksi dan seksual bagi remaja dengan disabilitas intelektual.
Melalui modul ini, diharapkan Tim Pelatih Nasional Kesehatan Reproduksi
dapat mendukung intervensi kunci untuk pencegahan resiko dan kerentanan
seksual dan reproduksi remaja dengan disabilitas intelektual.
- Format:PDF
- Pages:164 pages
- File Size:18.34 MB
- Publication Date:23 Nov 2024
- ISBN:978-602-358-684-4
- Bahasa:Indonesia