Jakarta: Tak mau asal mengajar, setiap guru di Taman Kanak-Kanak Cikal Cahaya diwajibkan untuk mengetahui karakteristik masing-masing siswanya sebelum memulai tahun ajaran baru. Sekolah ini juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri khas dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Riyanti Vitriyana, Kepala Sekolah TK Cikal Cahaya mengatakan, guru-guru di sekolahnya memang harus mengenal dengan benar karakteristik peserta didiknya. Sekolah dan setiap guru harus mampu melihat minat, bakat, maupun keunikan calon peserta didik melalui proses asesmen.
Sebab bagi sekolah yang menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka ini, dengan mempelajari karakter peserta didik, maka guru juga dapat menemukan cara belajar dan mengajar yang tepat. "Jadi meski materi pelajarannya sama, tapi teknik dan gaya belajar setiap anak bisa berbeda," kata Riyanti kepada Medcom.id di TK Cikal Cahaya, Senin, 15 Mei 2023.
Praktik Baik IKM
Dalam asesmen, sekolah dapat melihat karakteristik dan menganalisis kebutuhan setiap anak untuk dikembangkan lebih lanjut potensinya. Misalnya untuk anak kinestetis, kebutuhan mereka bergerak sangat tinggi.
Maka guru akan menyediakan waktu tersendiri untuk siswa bergerak sebelum memulai materi. "Kami buat kesepakatan berapa hitungan mereka mau bermain misalnya 10 hitungan. Setelah selesai, mereka kembali duduk tertib untuk belajar,â kata Riyanti.
Dalam kasus lain, pelajaran sains misalnya, anak yang memiliki bakat seni diberi kebebasan untuk mencampur warna. Lalu bagi anak yang berbakat secara kinestetis akan diajak untuk memahami konsep pembelajaran melalui gerak tubuh yang melibatkan anak didik.
âSaat belajar seni, kami berikan mereka media kosong, untuk mereka gambar sesuai dengan imajinasi mereka masing-masing. Misalnya guru mengarahkan anak-anak untuk menggambar kendaraan, kemudian anak-anak bebas menggambar kendaraan yang disukainya,â jelasnya
Tidak hanya kertas, Riyanti juga mengenalkan peserta didiknya dengan bahan lain seperti plastisin, kardus, dan lainnya yang aman bagi anak. Implementasi Kurikulum Merdeka juga dirasakan Riyanti sangat bermanfaat bagi siswa juga guru. Salah satunya pembelajaran dirasakan lebih fleksibel dan menarik bagi siswa.
Guru Sebagai Fasilitator
Di sisi lain, guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Bahkan yang lebih menyenangkan adalah pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan sumber belajar bisa diperoleh dari mana saja.
Dengan kata lain, guru berperan sebagai fasilitator. âKeterlibatan anak dalam proses belajar jauh lebih besar. Kami tidak menggunakan metode pembelajaran yang sifatnya ceramah berlebihan maupun drilling. Kami pancing anak untuk lebih banyak berekspresi,â imbuhnya.
Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat (BBPMP Jabar), Sri Wahyuningsih mengapresiasi upaya TK Cikal Cahaya untuk menghadirkan pembelajaran yang sesuai karakteristik dan kebutuhan peserta didik tersebut.
âKami berharap konsep pembelajaran menyenangkan dan penuh makna dapat terus diperkuat. Berbagai materi pembelajaran yang mengarahkan anak untuk melakukan berbagai pembiasaan baik, idealnya harus terus didorong agar terbentuk karakter positif pada anak-anak,â ucap Sri ketika berbincang dengan kepala sekolah dan guru di TK Cikal Cahaya.
Sri juga menekankan pentingnya guru untuk mengikuti perkembangan zaman terutama dengan pemanfaatan teknologi. Kemampuan pendidik dalam mentransformasikan pendidikan harus terus diasah guna mempersiapkan bekal bagi generasi mendatang.
âDengan teknologi, sekat pembelajaran dapat kita hilangkan. Guru harus rajin memperbarui informasi di berbagai kanal guna meningkatkan kualitas dirinya serta memberikan layanan terbaik bagi peserta didik,â tekan Sri. ?