Bogor, 18 Mei
2023 â Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan
bagi sekolah dan guru untuk merancang metode dan materi pembelajaran. Dengan
memusatkan pembelajaran pada siswa, Kurikulum Merdeka juga mendorong siswa
mengasah kreativitas dan potensinya. Para siswa juga lebih senang dalam belajar.
Guru dan siswa di SMKN 1 Cibinong, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat mengaku antusias menerapkan Kurikulum Merdeka selama setahun
terakhir. Di sekolah ini, Kurikulum Merdeka mulai diterapkan pada siswa kelas X
dengan pilihan pada Mandiri Berubah. Metode dan materi-materi pembelajaran yang
diberikan disesuaikan dengan konteks kekinian dan kebutuhan siswa.
"Senang karena kita belajar dan mendalami hal
yang benar-benar kami sukai," kata siswa kelas X, Jurusan Rekayasa
Perangkat Lunak, SMKN 1 Cibinong, Muhammad Bintang Akbar, Selasa (16/5/2023).
Saat ditemui, Bintang sedang belajar tentang
dasar-dasar pembuatan gim (games). Pengajarnya adalah salah satu alumni SMKN 1 Cibinong yang
kini menjadi mitra industri sekolah dan tergabung dalam perusahaan yang bernama
PT Clevio. "Nanti proyek akhirnya membuat games,â ujar Bintang antusias.
Sejak awal, Bintang memang tertarik dengan dunia
gim. Ia juga senang dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) karena
membuatnya menjadi lebih bisa mengeksplorasi minatnya.
Guru sekaligus Ketua Kurikulum (Kurkum) RPL,Yuli
Dianah, mengatakan bahwa tidak hanya siswa yang senang dengan IKM, guru juga
sangat terbantu dengan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini berorientasi kepada
murid sehingga membuat guru lebih fleksibel dalam memodifikasi kurikulum serta
materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
âMateri-materi yang kami ajarkan benar-benar
materi esensial yang disenangi oleh siswa sehingga anak-anak memang menjadi
lebih termotivasi dan senang dalam belajar,â terang Yuli.
Fleksibilitas dalam memilih materi, lanjut Yuli
membuat ia selalu berupaya menyesuaikan materi yang diajarkan dengan kebutuhan
siswa serta perkembangan zaman. Misalnya, pada materi tentang mikrokontroler
dan algoritma. Kedua materi tersebut merupakan bagian dari Dasar Kompetensi
Keahlian (DKK) yang harus dikuasai siswa di kelas X. Akan tetapi, Yuli tidak mengajarkan langsung
materi tentang algoritma maupun mikrokontroler tersebut, melainkan justru
memilih untuk berkolaborasi bersama industri mengajarkan dasar-dasar pembuatan
gim. Praktiknya, para siswa terjun langsung mengerjakan praktik-praktik
algoritma dengan cara yang menyenangkan. âNanti ending-nya, anak kelas X
membuat games sederhana,â tambahnya.
Kurikulum
Merdeka Dirasakan Lebih Relevan Diimplementasikan di Satuan Pendidikan
Kepala SMKN 1 Cibinong, Sugiyo mengatakan bahwa
pihaknya terus memaksimalkan penerapan IKM di sekolah. Sebab, manfaatnya bagi
SMKN 1 Cibinong sebagai salah satu sekolah yang termasuk Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) adalah keleluasaan dalam mengembangkan metode pembelajaran
berbasis teacing factory dan project based learning yang menjadi salah satu
karakter dari Kurikulum Merdeka.
"SMK memang sangat menuntut para siswanya
untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi. Hal tersebut akan benar-benar
terasah melalui model pembelajaran berbasis proyek dan teaching factory ini," kata Sugiyo.
Memasuki tahun kedua pelaksanaan Kurikulum
Merdeka, pihak sekolah lanjut Sugiyo terus melakukan sinkronisasi kurikulum
dengan sejumlah industri. Dengan demikian diharapkan kompetensi yang dimiliki
siswa nantinya akan lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia
industri (DUDI).
âJadi kalau menurut industri ada yang kurang kita
akan tambahkan. Kalau industri bilang sudah cukup, ya itu yang kami jalankan.
Jadi, inilah kemerdekaan dan fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka,â kata
Sugiyo.
Oleh karena itu, ia optimistis implementasi
kurikulum merdeka akan membuat lulusan SMK semakin relevan dengan kebutuhan
DUDI. Apalagi, lanjut Sugiyo, keberhasilan SMK selama ini memang dilihat dari
kebekerjaan lulusannya yang terserap di industri.
Hanya saja, tantangan terberat yang dirasakan
Sugiyo dari IKM justru terletak pada guru yang dituntut untuk lebih kreatif
dalam menguasai materi pembelajaran. Guru menurutnya harus mendorong apapun
yang diminta dan diinginkan oleh siswa agar mereka dapat berkembang
sesuai kemampuannya.Sementara itu, secara terpisah Sekertaris
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi mengatakan bahwa Kurikulum
Medeka menjadi ikhtiar Kemendikbudristek dalam mentransformasikan pendidikan di
Indonesia guna mewujudkan SDM Indonesia yang unggul. âMelalui IKM ini kami
berharap bisa mendorong lahirnya lulusan yang benar-benar kompeten, unggul, dan
relevan dengan kebutuhan industri,â ujar Saryadi.
Saryadi juga menyambut baik praktik baik IKM yang
diterapkan di SMKN 1 Cibinong. Ia berharap, Implementasi Kurikulum Merdeka akan
kian masif tidak hanya di SMKN 1 Cibinong tetapi juga di sekolah-sekolah
lainnya, utamanya sekolah kejuruan.