Pemulihan Pembelajaran dengan PTM
- 15 Juli 2022
- 594
PMPK, Garut – Pandemi Covid-19 yang datang menerpa, berdampak juga pada dunia pendidikan. Hal ini pun dirasakan oleh SLB Bany Al-Muttaqin, Kabupaten Garut, Jawa Barat terutama dalam hal perubahan pembelajaran yang mengharuskan siswa belajar dari rumah kala itu.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SLB Bany Al-Muttaqin Sulastri, kendala yang paling utama dihadapi adalah tidak semua orang tua atau siswa memiliki alat komunikasi yang memadai selain itu juga ketersediaan alat komunikasi tersebut yang bisa dibilang satu keluarga hanya memiliki satu perangkat komunikasi (gadget).
“Ketika Covid-19 melanda dan semua menjadi online, sementara di sini tidak semua anak atau orang tua memiliki alat komunikasi yang memadai. Selain itu juga belum tentu dalam satu rumah ada hp lebih dari satu. Jadi kalau semisal yang punya hp adalah ayahnya dan harus dibawa ketika berangkat kerja, ya sudah. Atau juga berebutan dengan kakak atau adiknya. Ini kendala yang kami hadapi,” ungkap Sulastri.
“Namun kami juga memiliki solusi atau alternatif yang berjalan dengan baik karena koordinasi dengan orang tua yang baik juga. Jadi seminggu sekali, orang tua dijadwalkan ke sekolah untuk mengambil bahan ajar. Kemudian minggu depannya itu disetor sekaligus mengambil bahan ajar yang baru. Tentu juga ada evaluasinya bersama dengan orang tua siswa,” tambahnya.
Mengenai isi dari bahan ajar terkait dengan kehidupan sehari-hari tentang kegiatan di rumah baik itu membantu orang tua dan sebagainya. Tidak lupa ditambahkan cara pencegahan penularan Covid-19.
Kemudian dalam penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), SLB Bany Al-Muttaqin ini telah menerapkan pembelajaran tatap muka 100 (seratus) persen.
“Kami sudah 100 persen. Tidak hanya kami, para siswa pun juga lebih senang belajar tatap muka. Mereka bisa bertemu kembali dengan teman mereka dan kami pun dapat dengan baik memberikan layanan kepada mereka setiap saat. Kami ingin anak-anak kami dapat belajar dengan aman, nyaman, dan bahagia,” ujar Sulastri.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SLB Bany Al-Muttaqin Sulastri, kendala yang paling utama dihadapi adalah tidak semua orang tua atau siswa memiliki alat komunikasi yang memadai selain itu juga ketersediaan alat komunikasi tersebut yang bisa dibilang satu keluarga hanya memiliki satu perangkat komunikasi (gadget).
“Ketika Covid-19 melanda dan semua menjadi online, sementara di sini tidak semua anak atau orang tua memiliki alat komunikasi yang memadai. Selain itu juga belum tentu dalam satu rumah ada hp lebih dari satu. Jadi kalau semisal yang punya hp adalah ayahnya dan harus dibawa ketika berangkat kerja, ya sudah. Atau juga berebutan dengan kakak atau adiknya. Ini kendala yang kami hadapi,” ungkap Sulastri.
“Namun kami juga memiliki solusi atau alternatif yang berjalan dengan baik karena koordinasi dengan orang tua yang baik juga. Jadi seminggu sekali, orang tua dijadwalkan ke sekolah untuk mengambil bahan ajar. Kemudian minggu depannya itu disetor sekaligus mengambil bahan ajar yang baru. Tentu juga ada evaluasinya bersama dengan orang tua siswa,” tambahnya.
Mengenai isi dari bahan ajar terkait dengan kehidupan sehari-hari tentang kegiatan di rumah baik itu membantu orang tua dan sebagainya. Tidak lupa ditambahkan cara pencegahan penularan Covid-19.
Kemudian dalam penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), SLB Bany Al-Muttaqin ini telah menerapkan pembelajaran tatap muka 100 (seratus) persen.
“Kami sudah 100 persen. Tidak hanya kami, para siswa pun juga lebih senang belajar tatap muka. Mereka bisa bertemu kembali dengan teman mereka dan kami pun dapat dengan baik memberikan layanan kepada mereka setiap saat. Kami ingin anak-anak kami dapat belajar dengan aman, nyaman, dan bahagia,” ujar Sulastri.