Pembinaan Penilaian Pendidikan Khusus
- 03 Februari 2022
- 299
PMPK, Jakarta – Tidak dapat dipungkiri masih banyak tantangan yang perlu menjadi perhatian pada pembelajaran yang berkualitas pada lingkup pendidikan khusus. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat lebih optimal memberi manfaat kepada peserta didik sebaiknya diawali dengan identifikasi dan asesmen terhadap masing-masing peserta didik tersebut sehingga dapat diketahui kondisi, potensi dan hambatan yang mungkin dialami oleh peserta didik tersebut, sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya dapat lebih sesuai.
Pelaksanaan kurikulum tidak terlepas dari aspek pembelajaran saja namun juga pada aspek penilaian. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan didapati bahwa masih kurangnya perancangan/penyediaan skema penilaian yang aksesable bagi anak dengan disabilitas terutama yang memiliki hambatan intelektual di sekolah inklusi, termasuk dalam hal ini bagi anak-anak yang memiliki potensi dan kecerdasan istimewa. Perancangan/penyediaan skema penilaian yang aksesable itu mencakup antara lain skema ulangan, skema ujian, kriteria ketuntasan minimal, skema observasi, skema penugasan dan lain-lain.
Pembelajaran yang terencana dengan baik juga harus diakhiri dengan proses penilaian yang berstandar dan berkualitas baik. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui sampai sejauh mana pembinaan yang diberikan oleh satuan pendidikan sudah dapat mengoptimalkan potensi kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Dengan penilaian yang terencana dengan baik maka dapat diketahui apakah pendidikan tersebut telah tersampaikan kebermanfaatannya dengan baik.
Masih banyak hal terkait penilaian yang masih harus mendapat perhatian baik untuk pendidikan khusus di sekolah luar biasa maupun sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif. Bagaimana proses penilaian yang dilakukan oleh guru, bagaimana proses penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Dari penilaian yang terukur dapat dimunculkan indikator-indikator yang dapat memberikan informasi terkait keberhasilan dari suatu pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Melihat keberagaman dari karakteristik peserta didik, maka penilaian yang diskemakan juga seyogianya beragam, baik penilaian untuk capaian akademik, penilaian untuk keberhasilan program kekhususan, penilaian untuk program kemandirian, kewirausahaan, keterampilan dan termasuk juga penilaian untuk program kekhususan. Termasuk dalam hal ini yang selama ini masih terbatas atau belum pernah dilakukan adalah penilaian terhadap bagaimana sekolah memberikan layanan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui apakah peserta didik tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimilikinya.
Pelaksanaan kurikulum tidak terlepas dari aspek pembelajaran saja namun juga pada aspek penilaian. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan didapati bahwa masih kurangnya perancangan/penyediaan skema penilaian yang aksesable bagi anak dengan disabilitas terutama yang memiliki hambatan intelektual di sekolah inklusi, termasuk dalam hal ini bagi anak-anak yang memiliki potensi dan kecerdasan istimewa. Perancangan/penyediaan skema penilaian yang aksesable itu mencakup antara lain skema ulangan, skema ujian, kriteria ketuntasan minimal, skema observasi, skema penugasan dan lain-lain.
Pembelajaran yang terencana dengan baik juga harus diakhiri dengan proses penilaian yang berstandar dan berkualitas baik. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui sampai sejauh mana pembinaan yang diberikan oleh satuan pendidikan sudah dapat mengoptimalkan potensi kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Dengan penilaian yang terencana dengan baik maka dapat diketahui apakah pendidikan tersebut telah tersampaikan kebermanfaatannya dengan baik.
Masih banyak hal terkait penilaian yang masih harus mendapat perhatian baik untuk pendidikan khusus di sekolah luar biasa maupun sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif. Bagaimana proses penilaian yang dilakukan oleh guru, bagaimana proses penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Dari penilaian yang terukur dapat dimunculkan indikator-indikator yang dapat memberikan informasi terkait keberhasilan dari suatu pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Melihat keberagaman dari karakteristik peserta didik, maka penilaian yang diskemakan juga seyogianya beragam, baik penilaian untuk capaian akademik, penilaian untuk keberhasilan program kekhususan, penilaian untuk program kemandirian, kewirausahaan, keterampilan dan termasuk juga penilaian untuk program kekhususan. Termasuk dalam hal ini yang selama ini masih terbatas atau belum pernah dilakukan adalah penilaian terhadap bagaimana sekolah memberikan layanan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui apakah peserta didik tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimilikinya.